Bencana besar melanda Kota Padang. Hujan deras disertai badai yang terjadi sejak pukul 16.30 WIB Selasa (24/7), menimbulkan banjir bandang di Kota Padang sekitar pukul 18.30 WIB, saat masyarakat akan berbuka puasa. Air bah datang yang datang dari hulu Sungai Batang Kuranji merendam ribuan rumah dan toko dalam radius 100 meter dari bantaran sungai yang berada di 10 kelurahan di kecamatan Pauh, Lubukbegalung dan Nanggalo. Ketinggian air mencapai lebih dari 2,5 meter. Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana ini. Namun, enam orang dilaporkan hilang, 20 rumah dan dua mushalla hanyut. Jembatan Kelawi di Koto Panjang, Limau Manih putus. Sebuah perahu beserta dua nelayan belum bisa dievakuasi dari tengah laut, kawasan pantai muara Universitas Bung Hatta, Kecamatan Padang Utara. Pantauan Padang Ekspres, air mulai surut sekitar pukul 21.30 WIB. Listrik di tiga kecamatan yang dilanda bencana sengaja dipadamkan PLN untuk menghindari sengatan arus listrik. Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, warga yang baru memulai berbuka puasa, tiba-tiba dikejutkan datangnya air bah ke dalam rumah mereka. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan keluar rumah dan mengungsi ke rumah warga sekitar yang tinggi. Ada pula yang ke eperbukitan. Hulu Sungai Batang Kuranji yang berada di Kecamatan Pauh, tepatnya Kelurahan Limau Manis meluap, karena diduga puluhan kubik air yang berada sejauh 30 kilometer di perbukitan kawasan Kampus Unand Limaumanih, yang selama ini dikenal warga bernama bukit Danau Karing, tidak kuat menampung debit air dan jebol. Puluhan kubik air yang selama ini berada di atas puncak bukit tersebut meluncur deras tanpa terbendung lagi menuju ke arah muara Sungai Batang Kuranji. Saat puluhan kubik itu meluncur deras menuju muara Sungai Batang Kuranji ini, air bah itu meluap dari Sungai Batang Kuranji. Akibatnya, puluhan rumah warga yang berada tidak jauh dari bantaran sungai, hanyut terbawa arus banjir bercampur lumpur. Enam orang warga Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, yang saat kejadian diduga masih berada di rumahnya, hingga tengah malam tadi belum diketahui nasibnya. Sementara itu, luapan sungai di Kecamatan Nanggalo, juga merendam ratusan rumah dan jalan lintas dari kawasan SMA 12 Padang di Kelurahan Gurun Lawas sampai Kelurahan Surau Gadang terendam air bercampur lumpur. Begitupula di kawasan Perumahan Banda Gadang, sekitar intek PDAM, Kampung Koto, Kecamatan Nanggalo. Di sini, banjir merendam hingga ke atap rumah warga. Sejumlah warga tampak ada yang menangis karena harta benda mereka hanyut dibawa arus banjir yang deras. Nurcahya, 65, warga Surau Gadang tampak menerobos genangan banjir dan menangis. Seisi rumahnya terendam dan banyak hanyut terbawa arus banjir yang merendam hingga setinggi atap rumah. "Selain peralatan rumah, 20 ekor kambing dan 40 ekor itik juga hanyut dibawa banjir," ungkap Nurcahya. Novi, 40 dan Jayusdi Effendi, 50, yang tinggal di Perumahan Indah Pratama menyebutkan, air bah tiba-tiba datang saat mereka baru saja mulai berbuka puasa. "Air merendam rumah saya setinggi dada, seluruh isi rumah yang ada lantai bawah terendam. Kami mengungsi ke lantai atas," ungkap Jayusdi Effendi yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari bantaran Sungai Latung, sekitar intek PDAM Kampung Koto. Sekitar pukul 21.30 WIB air mulai surut. Warga terlihat mulai membersihkan rumah mereka dari sisa genangan lumpur yang mencapai ketebalan 30 centimeter. Di badan jalan lintas Kelurahan Surau Gadang, tingginya ketebalan lumpur usai banjir membuat warga yang mengendarai motor dan mobil kesulitan melintas.
0 komentar:
Posting Komentar