Kisah Renungan, Kata Bijak Dari Seorang Penjaga Pintu Tol
|
Ilustrasi |
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim...Setiap hari sebut saja Pak Ary pergi ke kantor dari rumahnya di bilangan Depok ke daerah Pondok Pinang melewati Pintu tol Jakarta Outer ring road yang sama.
Suatu hari, dimana biasanya para petugas tol hanya melihat jumlah uang kita, mengambilnya, menghitungnya dan mengembalikan uang sisa beserta tanda bukti pembayaran, setelah itu mereka akan melakukan hal yang sama kepada mobil berikutnya.
Teruuuuus seperti itu, kalaupun mereka dimutasi, maka hanya mutasi antar pintu tol, yang tentunya bagi kebanyakan petugas pintu tol tidak memberikan kebahagiaan bagi mereka.
Namun hari itu Pak Ary menemukan seseorang yang betindak berbeda. Ketika Pak Ary menyerahkan uangnya, seorang pria penjaga pintu tol tersebut menyapanya dengan hangat,
"Selamat Pagi Pak..." guratan senyum di wajahnya pun mengembang.. mengambil uangnya, menghitungnya, dan mengembalikan sisa uang dan karcis tol seraya berkata
"Selamat sampai di tujuan Pak…".
Pak Ary tertegun tak percaya, karena baru kali ini dia merasakan pengalaman tersebut. Sebuah hal kecil yang dilakukan oleh pria tersebut berdampak besar dan telah membuat perasaan Pak Ary Bahagia meluncur di jalan tol menuju kantornya.
Keesokan harinya Pak Ary kembali pergi ke kantor dan kembali melewati pintu tol yang sama. Dan Luar biasanya seorang pria Amazing tersebut masih melakukan hal yang sama seperti kemarin. Dan itu dilakukan kepada semua mobil yang melewati pintu tol tersebut.
Setelah menyelesaikan transaksi tersebut, Pak Ary memparkirkan kendaraannya di tepian tol, dan menghampiri sang pria penjaga tol yang Amazing tadi. Lalu Pak Ary bertanya dengan tulus,
"Pak, Apa yang membuat Anda bertindak berbeda dengan para penjaga tol lainnya?". Jawaban Sang Penjaga tol begitu Amazing, hingga hati saya pun bergetar ketika mendengar cerita Amazing ini. Anda mau tahu apa yang dikatakan oleh Sang Penjaga Tol?
"Saya bukanlah pribadi yang berlatar belakang pendidikan yang tinggi, saya bukan seorang guru yang dengan amalnya bisa membawanya ke Surga. Saya bukan seorang dokter yang dengan profesinya bisa membawanya ke Surga. Saya bukan seorang insiyur yang dengan karyanya bisa membawanya ke Surga.
Saat ini saya tidak memiliki profesi yang "Elit" seperti Anda semua. Namun saya tahu, siapapun yang melewati jalan tol ini, mereka adalah pribadi-pribadi yang sedang terburu-buru pergi menuju kantornya, tempat mereka berjihad dan berjuang, makanya mereka melewati jalan tol ini agar cepat sampai di tujuan.
Ketika saya menyapa mereka dan mendoakan mereka agar selamat sampai di tujuan, saya hanya berharap saya juga memiliki andil terhadap kerja dan karya mereka yang akan membawa mereka menuju perjumpaan mulia dengan Tuhannya di Surga.
Paling tidak itulah yang bisa saya lakukan. Tuhan tidak menilai dari apa jenis profesi saya, namun Tuhan Melihat, Mendengar, Menilai dari bagaimana saya melakukan kerja profesi saya. Itulah yang insyaAllah akan membuat saya berjumpa Tuhan di Surga-Nya kelak." Bergetar hati ini ketika mendengar cerita tersebut. Bagaimana seorang Penjaga Tol bisa menempatkan profesinya sebagai bakti dan ibadah kepada Sang Maha Kuasa.
Inilah kecerdasan spiritual, sebuah kecerdasan yang memiliki porsi terbesar dari sekedar kecerdasan intelektual(IQ) dan kecerdasan emosi(EQ) yang akan membawa Anda kepada kepada kebahagiaan dan kesuksesan sejati Anda di dunia dan akhirat.
Mari kita senantiasa cerdaskan spiritualisme kita dengan terus mendekat kepada Sang Maha Kaya, lakukan apa yang diperintahkan, jauhi apa yang dilarang-Nya, sehingga perjumpaan dengan-Nya pun akan menjadi perjumpaan yang kita nantikan.
Insya ALLAH...
Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua...
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci...
Sumber. zilzaal.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar